Suku Bugis Di Samarinda
Sejarah Kota Samarinda
Berdirinya Kota Samarinda, bermula dari kedatangan sekelompok suku Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh La Mahong Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama), yang datang ke daerah Kerajaan Kutai karena menentang perjanjian Bongaja. Kerajaan Kutai menerima kelompok ini karena diperlukan untuk membantui kerajaan Kutai dalam menentang Belanda. Mereka diizinkan bermukim di hilir sungai yaitu di Samarinda Seberang.
Orang-orang Bugis Wajo ini mulai bermukim di Samarinda pada bulan Januari 1668. Pada kurun waktu itulah ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Samarinda, yaitu tanggal 21 Januari 1668.
Kerajinan Tenun Ikat Sarung Samarinda
Terletak di jalan Bung Tomo Samarinda Seberang. Obyek wisata ini merupakan proses pembuatan sarung tradisional Samarinda, yang berjarak 8 km dari pusat kota Samarinda. Obyek tersebut telah dilengakapi sarana dan prasarana wisata. Kerajian tenun sarung ini pada mulanya dibawa oleh pendatang suku Bugis dari Sulawesi yang berdiam di sisi kiri Mahakam (sekarang menjadi Samarinda Seberang). Hampir disetiap perkampungan suku Bugis (kelurahan masjid Baka) dapat ditemukan pengrajin sarung Samarinda. Alat tenun yang digunakan para pengrajin adalah alat tradisional disebut “Gedokan” atau menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Produk yang dihasilkan untuk 1 (satu) buah sarung memakan waktu tiga minggu.
Sumber: samarinda.go.id
azalea said
saya juga org bugis berdomisili di semarang jawa tengah, mohon bantuan org bugis yg berada di balikpapan, saya ingin berhijrah kebalikpapan, bisa nggak sy dibantu, terima kasih..
DAENG ROLA' said
assalamu alaikum…tabe’ permisi lewat…saya orang makassar cuma mau sampaikan saja kalau bisa tidak usah bawa bawa suku dan kehebatan masing masing…..kita ini sama sama manusia…kalau anda mau di bilangi hebat atau jago datang saja ke makassar..di sana banyak lawan yang menanti…kalau di makassar tidak ada yang di katakan hebat atau jago karena kami saling menghargai dan saling menjaga……makasih atas waktunya…salam MAKASSAR JE’NE’PONTO
dayakv said
gk usah di perpanjang.ntar kjadian kya di sampit jg..jngn smpai trjdi lgi bgis dn bnjar.bugis dn dayak..hati2 trjdi sma sku kutai.klu yg ini trjdi tiada ampun..yg pnting slimg rukun aj
dayak borneooo said
aku orang dayak hargai pendatang bro sapa lagi kalau bukan suku bugis yg membangkitkan wilaya kalimantan ini
wawan said
Assalamualaykum…
hai silessurekku ogie maneng… agamaneng karebatta tu… tennafodo madeceng manengmua… iya wawan… to wajo, sengkang…
fifo bugalu said
dunia mengakui yang namanya lagaligo,naskahnya ada di belanda,ko oarang dayak gak terima??dasar orang hutan,kembali kehutan saja, saya orang palopo,.,.
andi okta said
Aga kareba manengngi tau ugi?iyya ugi wajo monro sibatam kepulauan riau,kakek q pole johor dan lao somppe si batam riau,maccaka cedde2 mabasa ugi,adampengngeka ko engka sala sala q mabicara basa ugi…salama madepung
Antoel Vasolangi said
assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
agatu kareba silessureng…..
mammuaregi engkaki pada riawereng ajappa jappang
selleng mattunrung mattake
makkurek jawi jawi
na mabua timpak lajaa
iyya ogi soppeng monro ri sei pinang samarinda
rekko engka melo sisumpung bicara lao riiyyak
tasappa mokka ri Emailku
papadila11121967@gmail.com
tarima kasi maega silessureng ogiku
siska sari said
ewako sappo
andi fadly murni putra said
aq juga adalah seorang anak cucu dari DATU LA PAJUNG RI SOPPENG dan tinggal di kota BALIKPAPAN n klo mau kenalan dgn saya di emailku
zfawhid said
Hallo semua,
agakareba??? hehe…
saya bugis-dayak…
seru juga baca komen kalian, kita satu indonesia, kita pnya beribu macam suku, jangan saling terprovokasi, klo ada masalah lebih baik diselesaikan dengan sesama org tersebut, jangan diikutkan orang yang ga tau apa-apa…
yang sebagai suku bugis juga jangan sok-sokan kita harus sadar kita memang berada ditanah borneo dan sama-sama mencari sesuap nasi, begitu pula suku dayak mereka tuan rumah dan pastinya menghargai tamu yang ada sejak lama. jika kita bisa saling menghargai dan menjaga ga akan terjadi perang antar suku…
mending klo mau perang skalian ke gaza… 🙂
Antoel Vasolangi said
Zlawhid<<<alhamdilillah kareba madeceng silessureng
salam kenal dari aku bugis soppeng
apa yang saudara katakan itu benar
MARI KITA BERSATU
ciptakan PERDAMAIAN
pererat tali PERSAUDARAAN
Daeng Mutti said
saya juga orang bugis bone tinggal di samarinda seberang daerah Mangkupalas. salam kenal yah .. tapi saya tidak bisa bahasa bugis karena indo ku orang dayak jadi nya aku cuma bisa bahasa dayak tapi logat ku sehari hari logat bugis coy karena di sini semua orang pake bahasa bugis hee zalam kenal ya dari Daeng Mutti
Takim said
Damailah indonesiaku,,,
Jangan sebut suku,karena yang melakukan hanyalah oknum yg ingin menjadikan suku lain hancur…
Ewako
Peace
addy said
wanuakku makkukuange sininna kamponge indonesia, fura manenni wonroi. na aku engka sumpuloloku fada fada ogi mapperelu mello tulung alang moki kareba sappo: sekarang aku di kampung(soppeng) taro ada taro gau, rebba sipatokkong, mali siparappe bugis abadi selamanya. ingat sappo addysoppeng@yahoo.co.id
addy said
farelluki bantuanna ogi soppeng, alammoki sappo kareba. addsoppeng@yahoo.co.id
awhy said
aq jga Asli bugis wajo tnggal d samarinda…
Ale cucunya daeng macenning said
Ass sodara2 . Aq org bugis makasar jg . Aq tinggalx di GATSU SMD . Bru tau aq ada forum suku bugis dsni .. Aq bru2 tinggl d.smd .. Aq mau punya bnyk tmn ..
Muh.Syukri Basri said
Assalaamu alaikum wr.wb.
biar kering jahe tetap pedis,adalah perinsip orang Bugis,tetapi sekarang musuh kita adalah kemiskinan dan kebodohan.ayo kita lawan keduanya dengan usaha kerja keras dan belajar sungguh-sungguh agar kita pintar membedakan mana lawan dan mana teman.
DARMAWANGSA said
Betul. Saudaraku Muh Syukri. Mari kita orang bugis.. belajar dan bekerja keras membangun peradaban. minimal di tempat tinggal masing-masing.
Dayat said
Salam kenal smuay bwt sesama suku bugis sy dayat asli bugis bone lebih spesifiknya kajuara/salomekko orng tuaq dua2y alm brasal dr dua daerah tersebut n sy pun lahir dsna di bone.saran sy sih jgn terlalu bwa ras/suku karna smua sma dimata allah karna qt sebagai orng bugis qt ttp hrus ttp satu klw bsa ttp mengutamakan rsa pancasila marih bersatu tuk indonesia, seperty slh satu tmn qt blng istilah bhinekka tunggal ika berbeda suku tp ttp satu,krna sy bru tgl dikaltim di balikpapan n sering ke samarinda tmpat sodara sodara sy dsna kebetulan pd ngumpul n netap sebagian dsna yo rame rame qt bwa nma baik suku bugis yg baik n bsa dibanggakan mari qt optimis n ttp konsisten klw qt salah satu suku di indonesia yg terbaik dr segi kemanusian yg bermartabak baik n etika baik pula.semangat
suling said
gua nak suku dayak mau kenalan sama siapa aja
thamrn said
saya juga berdarah bugis tinggal di kampung tertua di samarinda seberang (mangkupalas),karena sudah lama sekali tinggal bahkan nenek saya pun sudah tidak pernah tau t4 tinggal di sulawesi pun apakah ada keluarga disana atau tidak dimana letak kampung …..mungkin kami adalah salah satu keturunan bugis pertama kali yg ke samarinda.met kenal saudara sesuku…
DARMAWANGSA said
Saudarku thamrin.
Pelajari silsilah .. LA MOHANG DG MANGKONA belia beserta kelompoknya.. bermukim mula-mula di sana. La Mohang Daeng Mangkona adalah seorang tokoh penting dalam cikal-bakal berdirinya Kota Samarinda di provinsi Kalimantan Timur saat ini. Daeng Mangkona mendirikan pemukiman di Tanah Rendah bersama rombongannya dari tanah Wajo pada tahun 1668 dan dari situlah awal mula perkembangan kota Samarinda.
salam
Arwin said
Saya suku Paser(Kaltim),saya suka pake sarung Samarinda untuk Sholat dan lebaran,sarungnya enak di pake,dan ukuranya pas untuk saya,Orang bugis memang sangat ulet dalam berusaha berusaha.
idrus said
ewako makassar bugis
akbar said
assalamualaikum sininna silessurengku.. saya bugis sinjai/bone.. domisili di palu.. sulawesi tengah… salam kenal semua
Mohammad Mulyadi said
Ayah saya Wajo asli, beliau (alm) setelah Rasulullah SAW adalah panutan saya, Saya lahir besar di Makassar, saat ini berkarier dan sdh menetap di Jakarta. Utk saudara2ku yg keturunan Bugis Wajo, mari kita tunjukkan bahwa orang Wajo bisa bermanfaat bagi banyak orang.
adam la maddukelleng said
ewako to wajo
rudy soppeng said
saya bugis soppeng tinggal di samarinda seberang jl.pattimura salam kenal semua saudara2 ku
rudy soppeng said
mari bersatu seluruh suku bugis… Jgn mudah di pecah belah orang lain.. Hai kamu klo masuk di blog orang jgn pancing2 keributan.. Kami tidak akan diam jika di ganggu.. Kamu jual kami beli..
arhy kerempenk said
Haii idi manenk silessureng tho ugie , qw bugiz Palopo yank tinggal di Samarinda ….
qw zudah 1 tahun di tanah Kaltim , zalam putra ogie di kaltim .
DJRosman said
Saya keturunan bugis .. tapi tidak boleh cakap bugis .. sebab dilahirkan di Malaysia ..
idrus said
maksudnya apa dilahirkan di malaysia???
bugis ya asli sulawesi bukan malaysia
DARMAWANGSA said
Salam Kenal Pak DJ Rosman.. Tidak bisa cakap bugis nggak apalah. Yang penting bapak sdh berbaur dengan all suku di Malaysia.
akhir Tahun 2006 saya sempat TOUR ke Singapura Malaysia.. lewat JOHOR ke KL. sempat ngunjungi/lewat kesultanan JOHOR dan Melaka… GUIDE saya (orang melayu) menggoda saya karena orang bugis wajo.. Katanya mau mengunjungi raja JOHOR dan Raja Melaka … Saya bangga bahwa kuturunan OPU dg Rilaka menjadi orang terhormat di Malaysi..
ilham said
haiii….. Aga kareba singkampong, sy org makassar yg tinggal di samarinda jl. Suryanata. Walaupun kita berbeda-beda tpi tetap satu itulah indonesia yg selalu berbineka tunggal ika, walaupun berbeda suku kita tetap saudara. Salam kenal buat seluruh saudara2ku dri sul sel.
A. Rasyid said
Saya asli kaltim keturun bugis tp q bisa menghormati sesama manusia krn dimanapun q sama2 ciptaan Allah
tymz rayem said
ayah saya berasal d samariada kg seberang,bapanya banjar masin,mama pula bugis bone.nama bapa saya andi idris,adiknya andi mustapa
hamsa nunchi said
sebenar saya lahir di samarinda tapi keluarga berpindah ke tawau .
pada masa itu mungkin umur saya hanya beberapa hari saja .
di besar kan di tawau (sabah )dan sekarang bekerja di Petronas
Kota Kinabalu (sabah ).Tahun lepas keluarga Ibu/Ayah dan adik yang berada Kuala Lumpur ada datang ke semarinda ,tapi sayang saya tak dapat ikut ,insyallah dalam waktu yang dekat saya akan ke samarinda juga.
“insyallah dimana pun kita berada selagi kita mengikut perintah Allah dan hormat adat resam setempat kita akan berjaya .kalau perangai jahat dan sombong di kampung sendiri pun orang tak suka ”
my email hamsa2262@yahoo.com.
DARMAWANGSA said
Iya betul Rekan HAMSA NUNCHI… bahwa orang bugis harus berprilaku baik dimata masyarakat. Biarlah yg jelek kita perbaiki … karena tidak semua memang tampil sempurna.
Waktu tahun lalu saya sempat ke samarinda.. kebetulan istri saya di PLN Balikpapan.. Dari balikpapan kami tempuh selama 2 jam sampai di Samarinda.. dan sempat shalat di Mesjid ALMARKAS AL ISLAMI di SAMARINDA. Sayang saya tidak sempat nyebrang ke Samarenda Seberang… tempatnya orang bugis pertama (LA MOHANG DG MANGKONA) bermukim.. Saya banyak belajar sejarah orang bugis/makassar perantauan..
Saya saat ini dan istri sdh kembali ke Makassar sejak bulan MARET 2012 lalu. Pesan saya ORANG BUGIS dirantau baik-baiklah di negeri orang …. anggaplah tempat anda sebagai tanah kelahiran anda. sehingga anda bisa berkontribusi terhadap masyarakat sekitar. Saya saat ini bekerja di TELKOM. Waktu saya di BATAM, PADANG banyak orang bugis yg berhasil di RANTAU mudah -mudahan rekan di rantau juga demikian. salam
andipatiroy said
Hamsa Nunchi berkata……“insyallah dimana pun kita berada selagi kita mengikut perintah Allah dan hormat adat resam setempat kita akan berjaya .kalau perangai jahat dan sombong di kampung sendiri pun orang tak suka, kata kata begini paling aku suka……. salam selau untukmu kawan.
Ani said
Hai sininna silessurengku to ogi, iya wija to wajo monro akku samarinda seberang… salam kenal dan persahabaan selalu… sukses selalu anak bugis
rhandhy said
saya randhy tggl d samarinda handil 2 klw rekan rekan mau gabung dngn orng bugis d sini hub aja rhandhy@ymail.com. waktu saya sekolah SD saya d sulsel bone tp SMP saya d samarinda dan yg terakhir SMA di sulsel lg d bone.jd intix kt harus pertahan kan suku bugis kt yg ada d kaltim…. okey……….
DIL said
ia tau lampa na wija ogi barru bone…anjal tapi q kan jaga sirina ogiew.ewako.
facebook adilfahri@rocketmail.com
Anors Sas said
anda yang ingin silaturrahmi antar keturunan bugis, silahkan kirim email ke ” tomadios@yahoo.com ” aku juga orang bugis loh … yang tinggal di Mandar Sulbar
Afrat Lagosi said
Sy org Bugis asli yang lahir di Samarinda karena kedua orang tua merantau ke sana. Tapi sekarang sy kembali ke kampung halaman org tua untuk mencari jati diri sebagai orang Bugis Wajo.
rara said
kata ayah saya kami keturunan dari suku bugis wajo..ingin sekali saya kesana..
kami merantau di kota palembang..
sejak kecil saya tidak tau kalau nenek saya keturunan suku bugis wajo ..!!
andry said
klo jalan2 ke wajo jangan lupa jalan2 k tosora. kebetulan keluarga saya banyak juga d palembang..kata nenek saya mengungsi ke palembang waktu benteng tosora d hancurkan sama belanda.
ini alamat email dan FB saya.khaer86@ymail.com
idrus said
kata nenek saya bugis makassar sama aja
Amung said
HAI ORANG BUGIS DI KALIMANATAN TIMUR, BAIK PEJBAT, PENGUSAHA, PREMAN DAN AJNAL JANGAN BAWA PERANGAI MU KE KAMPUNG ORANG DI KALIMANATAN TIMUR.
TUNGGU AJA WAKTUNYA……
illank nebo said
wktu apa….. wktu ajalmu dtng….???? bone khoe….
andipatiroy said
hai saudara amung biasanya orang bugis itu sangat mudah beradaptasi dengan budaya setempat, lihat sejarah dimana mana tempat orang bugis turut membantu Raja2 setempat makanya di daerah daerah tertentu orang bugis dikasih tanah oleh pemerinta/raja2 setempat, contoh kecil di Samarinda seberang, mungkin kalau ada yg jahat itu bukan bearti semuanya, semua suku itu sama aja ada baik ada jahat
Rudi said
ini cerita tentang sejarah, budaya dan adat istiadat bugis di kalimantan ….cerita yg baik2 saja, tiba2 ada orang yg menghina bugis, jelas bukan disini tempatnya, kalo mau buka forum sendiri sana ga usah masuk forum disini….sejarah bugis sudah mewarnai nusantara dan makin kemari makin terdidik dan terpelajar, kalian yg tempatan barusan belajar membuat sejarah , jelas kalian masih imperior….gara2 hutan,migas dan batubara suku2 kalimantan merasa besar kepala sekarang….yg penting itu SDM bukan SDA.
socku said
aga kareba daeng
saya bugis tapi asli lahir di samarinda dan saya bangga jadi orang yang bersuku bugis
di saya tinggal di daerang di panjaitan (kesejahteraan) gang 4 samarinda
kalo di bone saya tinggal di taccipi…..
petta lolo said
taccipi di bgian manaki socku
Dayau said
orang Oge di Kaltim cuman bikin Kaltim kumuh, Tukang kriminal, Jadi pejabat Korupsinya hebat, ajalnya banyak.
sok preman di pasar2.
Ingat ini bukan pulau kalian jadi jangan sok jago.
illank nebo said
aga mu pauu…. elo i ritimpuang timunna bangkung yede…..!!!!! km jngan macam2 sm orng bugis…. ya….. sy sobek2 mlukutmu pke Tajiku…..
Bugis Bone khoe….
daeng limpo said
Ini saran saya sebagai sesama bugis……..tak baik bermusuhan, apa yang dikata dayau kalau memang itu suatu fakta, harus kita terima sebagai kritik yang membangun. Artinya orang bugis itu terbuka, bersedia dikoreksi, dan bersedia toleransi. Lagi pula tidak zamannya lagi menunjukkan “taji” dengan sok berani, bukan lagi jaman orang berani mati, karena mati sekarang lebih mudah daripada hidup. Orang yang berani hidup itu juga berani mati, jadi saya berdoa semoga suku bugis yang ada di samarinda bisa hidup damai dengan suku-suku lain. Teman saya banyak orang dayak…mereka baik-baik, apalagi jika itu sesama muslim….tunjukkan keberanian kalian menerima kritik, dan koreksilah apa yang memang perlu dikoreksi. salam.
peler said
Ya saya setuju dengan daeng limpo, kita harus bersedia menerima kritik kalau itu sifat-nya membangun, yang penting kita mengalah untuk menang, kecuali kalau berkelahi dalam rangka membela kebenaran, maka harus dengan gagah berani walau tanpa ilmu kebal sekalipun
ANDREA said
saya tidak setuju… kritik ya kritik tapi jangan dengan nada yang melecehkan.. @dayau hargai itu
end apa kalau orang bugis tidak disitu akan jadi bersih kaltim engga kan…kita bisa lihat di seluruh pelosok indonesia bahkan dikota besar seperti jakarta sekalipun banya tempat kumuh…end kriminalis dmana mana karena semua ada faktornya dasar orang tidak punya sekolah end wawasan kalu mw judgs ente fekkker pakai otak jangan make dengkkkkul luu
ancha said
hy q org bugs jg,,, q trsinggung dgn ucpan mhu,,, lw mhu ms mw mkan bras jgn sdkit pun mngganggu ursan kami,,,,,,,,,,
labaco said
Dayau siapa sih yg pendatang dasar keturunan orang cina
andipatiroy said
kata dayau itu nggak semua benar nggak juga semua salah, semua suku sama saja ada yang kumuh ada yg korupsi tapi banyak juga yg baik baik. jadi bahasa dayau ini sebaiknya jangan menyalahkan sukunya, lebih baik sebut saja orangnya kalau sukunya semuanya kena tapi kalau peribadinya dia aja yang kena,
atti said
Saudara dayau yang saya hormati
Dalam adat bugis kami mengenal adat sipakatau (memanusiakan), sipakalebbi’ (menghormati), sipakainge’ (menasehati)
Mohon maf saya koreksi
1. Cara anda menyampaikan kritikan (pakainge’) tidak menghargai (sipakalebbi) dan hal tersebut tdak mencefminkan kemanusiaan (sipakatau).
2. Anda mengeneralisasikan suku bugis, itu kesalahan berpikir. Silahkan cerdaskan diri anda.
Bagi saudara kita orang bugis mari perbaiki kualitas diri.
AGUS said
mau kenalan nie email ku maulanaadam60@yahoo.co.id
AGUS said
HAI AKU ORANG BUGIS% SKrng tinggal di samarinda seberang, di seberang pakai bahasa bugis sehari-hari,itu tandanya banyak orang bugis disini,by agus samarinda kaltim
Asroelt said
wah ank wajo juga msuk sjrah ych,,ckck hebat nenek moyang dahulu..
arimaya said
Wah… di samarinda ramai berketurunan bugis wajo, saya bugis wajo dari malaysia dan ingin berkenalan, bersahabat dengan bugis wajo di samarinda, emailku : arimaya@rocketmail.com
irwansyah said
aga kareba sappo di malaysia……..?saya keturunan bugis wajo yg berdiam di kaltim daerh kabupaten penajam paser utara.di mana nenek moyang kami orang perantauan dari wajo yg nikah dengan orang paser di kaltim
.
DARMAWANGSA said
Kareba Madeceng Saudaraku IRWANSYAH… Kalau membaca sejarah maka LAMADUKKELLENG arung matoa WAJO ke 14 pernah menjadi Sultan Paser.. dan menikahi putri dari Sultan Paser.
“Pada abad ke-18 Raja Bugis-Wajo, La Madukelleng menawan daerah Kutai, Paser, Pagatan dan menyerang Banjarmasin tetapi berhasil dipatahkan. Sebelumnya La Madukelleng menikah dengan Andin Anjang/Andeng Ajeng putri dari Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana (Sultan Aji Muhammad Alamsyah). Ketika Sultan wafat, istri La Maddukelleng dicalonkan menjadi Ratu Paser, Namun sebagian orang-orang Paser menolak pencalonan tersebut dan terjadi pemberontakan di kerajaan. Untuk meredakan keadaan La Maddukelleng bersama Pasukannya menyerang dan menaklukkan Paser. Ia menjadi Raja Pasir tahun 1726–1736. Salah seorang putri La Maddukelleng dengan Andeng Ajeng bernama Aji Putri Agung kemudian menikah dengan Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan Kutai XIV).
arimaya said
Wah… di samarinda ramai berketurunan bugis wajo, saya bugis wajo dari malaysia dan berkenalan, bersahabat dengan bugis wajo di samarinda, emailku : arimaya@rocketmail.com
irwansyah said
saya bugis wajo di smd (kabpenajam paser utara).keturunan dari puanna besse dari wajo yang mepunyai anak dari wajo yg ke kaltim dengan nama dato lojo dan dato tummu puang yg sejarahnya merantau kemalaysia.
abdul muis said
setahu saya kab penajam paser utara itu adanya di grogot buakan di samarinda…..kok jauh banget jarak nya mas heheheheh lain orang kaltim ya
idrus said
aku orang makassar tapi singkammajaki orang bugis