www.PortalBugis.Com

"Catatan Bugis Di Rantau & Budayanya"

Siri : Bugis-Makassar

Siri : Bugis-Makassarmks

Sebenarnya, Siri’ tidak hanya dikenal dalam wacana budaya Bugis-Makassar, tetapi juga di kalangan Suku Toraja dan Mandar yang mendiami daratan Sulawesi Selatan. Kendati demikian, dalam buku ini, dengan tidak mengurangi eksistensi dua suku bangsa lainnya di daerah ini, hanya mengetengahkan suku Bugis-Makassar. Telah lama orang-orang Bugis-Makassar memegang teguh Siri’ (rasa malu / harga diri). Bahkan Siri’ sudah merupakan inti kebudayaan Sulawesi Selatan. Menjadi inspirasi dari setiap gerak langkah orang-orang Bugis-Makassar kapan dan di manapun dia berada. Sebagai inti kebudayaan, Siri’ jelas tampak dalam karakter dan kepribadian orang-orang Bugis-Makassar. Meski begitu, ada kecenderungan Siri’ mengalami penyempitan makna dan makin kabur aplikasinya di tengah masyarakat sendiri. Akibatnya, Siri’ kadang terlupakan dan dikesampingkan dalam soal-soal pelayanan publik. Kondisi ini menimbulkan bertambahnya pelaku kejahatan korupsi, misalnya. Mengapa? Karena Siri’ hanya diidentikkan dengan pertumpahan darah. Siri’ dalam konteks ini tampaknya baru berlaku ketika seseorang sudah menganggap dirinya dipermalukan. Padahal sesungguhnya, dengan berlaku baik–paling tidak–bisa menghindari kelakuan yang oleh masyarakat dipandang buruk, atau bertentangan dengan hukum yang berlaku, juga merupakan implementasi Siri’ sebagai perlambang tegaknya sebuah harga diri. Harga diri sebagai orang-orang Sulawesi Selatan. Sebab, hanya disebut manusia jika seseorang memiliki Siri’

Sumber : http://www.solusihukum.com

16 Tanggapan to “Siri : Bugis-Makassar”

  1. asslkm saribattangku to ogi, mangkasa, luwu na mandar iyangngasenna. jika kita mengaku punya siri’ na pacce mariki saling mengingatkan dimanapun kita berada. hilangkan egoisme daerah karena kita bersaudara ( saribattangq). jika engkau masih menanamkan siri’ na pacce di darahmmu maka akulah yang mengaku sebagain saudarahmu.
    Wss. wr wb.

  2. siri….adalah suatu ajaran orang2 terdahulu untuk kt anak2 di belakang yg harus di simpan teguh untuk landasan dlm kehidupan,krn bl tdk ada siri maka seseorang akan lupa diri.tdk lg punya sopan santun,tdk ada tata kramama,tdk adalagisaling hormat menghormati,tdk ada lg akhlak,dan mengkesampingkan peraturan.dan di kehidupan bisa di jdkan landasan dlm menjalni hidup…..,dan bila siri bagi seorang lelaki dan pendekar maka lain lagi pola pemahamannya.siri bagi laki laki adalah satu benteng diri,harga mati bila di pakasiri.lebih baik mati berkalang tanah dari pada harus hidup berhias malu……jd memang sebagai manusia kt harus punya siri sebagai pengukur diri dlm hidup ini.

  3. muhammad yusuf tonggi said

    Pencarian Tanpa Batas: PROLOG yusuftonggi.blogspot.com/2013/01/prolog.html
    berdasarkan Sejarah Siri’ Tanah Celebes, Sejarahnya karena:
    1) Berbuat zina dalam Istana
    2) Membunuh Sederajatnya dengan megeluarkan darahnya
    3) Menghina Adat dan Leluhur
    diluar dari tiga perkara itu, ganti ruginya dapat ditebus dgn uang atau harta benda, ataupun perbuatan, bila iya tidak menerimahnya, maka diselesaikan dengan peperangan.
    Siri’ dengan Iwajikeng Yamatei itu beda, Iwajikeng Yamatai ada dua perkara:
    1) Yamatai karena Ibu Kandung kita dihinakan
    2) Yamatei karena Istri kita dihinakan
    bila kemudian pemahamannya berbeda dari itu, entah kapan berubahnya.
    pada zaman lampau, menghina adat malah termasuk bila menanyakan anak gadis yang sederajat dengan darah sipenanya, maka sipenanya wajib menikahinya, bila tidak bersedia, maka dapat diselesaikan dengan peperangan
    Wassalam,-

  4. saya setuju dengan konteks diatas, cuman banyak orang bugis makassar saat ini menjunjung tinggi siri’ na pacce tapi pa’bambangan na tolo

  5. WAHYU POLEANG said

    siri adalah rasa malu karena dilecehkan harga diri jika perlu untuk mempertahanknnya nyawa jadi taruhannya. SIRI HARGA MATI , SIRI BUKAN MATI HARGA

  6. Appy Putera Leo said

    BHINEKA TUNGGAL IKA

    • zul said

      Assalamualaikum….Dari keturunan Daeng Celak dan keturunan Daeng Kepau, yang sungguh berminat untuk mencari susuh Jalur, Bugis oleh kerana saya baru melihat segala yg tersimpan….jadi di nasihatkan datanglah ke Kampung Sungai Rambai, Melaka ( JLN Parit Putat ) bertanyalah akan rumah Jaafar ( UGIK – Bugis )….kerana disini tersimpan khazanah yang sangat berharga untuk kerabat Bugis di Malaysia dan Indonesia.

  7. Daeng San'rang said

    Daeng san’rang say :
    karaengku batara paccinikan saiya singaranu rikamponna tauwa na baji jappangku.., kupaentengi siriku kuerangi pacceku ka tau mangkasaraka.., bajikannga kapang mate ri kamponnatauwa.., daripada ammotereka rikampongku na tena hasselena..,
    ” Ya Allah.., berikanlah cahayamu dalam menyinari jalanku diperantauwan ini.., budaya siri’ na pacce slalu kubawa kemanapun aku pergi karena aku adalah orang makassar sejati.., lebih baik mati (memegang teguh budaya siri’ na pacce) dikampung orang dari pada pulang tiada berguna..,”
    jangan mengatakan dirimu anak makassar kalo kamu takut mati hanya karena tidak makan dikampung orang.., sesungguhnya lebih baik mati kelaparan daripada harus berbuat kemaksiatan/kezhaliman (Rampok, Judi, memperkosa dsb) karena itu bertentangan dengan budaya siri na pacce…

  8. rima said

    Daeng san’rang say :
    karaengku batara paccinikan saiya singaranu rikamponna tauwa na baji jappangku.., kupaentengi siriku kuerangi pacceku ka tau mangkasaraka.., bajikannga kapang mate ri kamponnatauwa.., daripada ammotereka rikampongku na tena hasselena..,
    ” Ya Allah.., berikanlah cahayamu dalam menyinari jalanku diperantauwan ini.., budaya siri’ na pacce slalu kubawa kemanapun aku pergi karena aku adalah orang makassar sejati.., lebih baik mati (memegang teguh budaya siri’ na pacce) dikampung orang dari pada pulang tiada berguna..,”
    jangan mengatakan dirimu anak makassar kalo kamu takut mati hanya karena tidak makan dikampung orang.., sesungguhnya lebih baik mati kelaparan daripada harus berbuat kemaksiatan/kezhaliman (Rampok, Judi, memperkosa dsb) karena itu bertentangan dengan budaya siri na pacce…

    • Muh.Syukri Basri said

      mati kelaparan bagi laki-laki adalah haram.lebih baik mati berdarah dari pada mati kelaparan.di Bumi Tuhan ini,di belahan manapun takkan ada orang mati kelaparan asalkan mau berusaha.jangan bawa nama-nama makassar atau Bugis,kalau memilih mati kelaparan dari pada mati berdarah.
      dan orang Bugi-Makassar itu tidak mengenal istilah negeri orang.yang ada adalah negeri yang Tuhan takdirkan untuk kita kelola sebagai khalifatan fil ardi.insya Allah di negeri manapun,asalkan kita berpegang teguh pada prinsip siri’ na ‘pacce.sandre ri totoe( takdir ) dan amminasa ri Karaengta Allaahu taala,salama’ki ri lino endrengnge salama’ki di akhirat.

  9. mari kita berstu bugis- makassar-toraja love bugis-makassar-toraja mari kita sonsong masa depan agar propensi kita makin maju,adapun masa lalu hedaknya kita jadikan cerminan hidup,mari kita saling merapatkan barisan mari kita bangun sulawsi selatan sebagai salah satu propensi yang di segani oleh propensi2 di seluruh indonesia
    I LOVE SULAWESI SELATAN,INDONESIA BERSATU BHINNEKA TUNGGAL EKA

  10. Irfan Amir said

    adakah data yang mencantumkan hukum adat nya orang bugis makassar

    • Daeng tata said

      Kita ambil contoh istilah “KAWIN LARI”. dalam kawin lari ada dua makna yang terkandung yaitu tunilariang (orang yang di larikan-biasanya pihak perempuan) dan tu allariang (orang yang melarkan-biasanya pihak laki”). dalam pihak perempuan yang dalam hal ini dilarikan keluarganya dinamakan tunipakasiri’ (orang yang dipermalukan) sedangkan pihak laki” sebagai pihak mappakasiri’ (orang yang memberi malu). Keluarga tunipakasiri’ berhak mencari dan membawa pulang keluarganya yang dibawa lari apapun resikonya hingga nyawa taruhannya. mungkin ada tambahan dari rekan”…

  11. musail andi pettalolo said

    perlu di perpanjang lagi apa arti siri yang sebenarnya karena arti siri dalam bahasa bugis-makassar selama ini sering di identikkan oleh “pertumpahan darah”menurut aksara bugis lontara Sadda mappabati’ ada, ada mappabati’ gau, gau’ mappabati’ tau.
    Artinya: Kedudukan dan peranan orang Bugis lebih ditentukan oleh perbuatan daripada nama yang bersangkutan. Dengan kata lain, kata dan perbuatan seseorang akan menentukan derajat nilai seseorang dalam masyarakat.misalnya hidup di perantauan harus bekerja keras pantang bagi kita untuk mengadah tangan keatas apalagi pulang dari rantauan tdk membawa bekal dan apa-apa atau tdk berhasil,dengan kata lain kerja yang berarti hasil dari keringat sendiri bukan dari hasil KKN.serta Alai cedde’e risesena engkai mappedeceng, sampeanngi maegae risesena engkai maega makkasolang artinya ambil sedikit yang mendatangkan kebaikan,tolak apabila banyak mendatangkan kesalahan.Bahkan Siri’ sudah merupakan inti kebudayaan Sulawesi Selatan. Menjadi inspirasi dari setiap gerak langkah orang-orang Bugis-Makassar kapan dan di manapun dia berada. Sebagai inti kebudayaan, Siri’ jelas tampak dalam karakter dan kepribadian orang-orang Bugis-Makassar.dan sangat disayangkan apabila hargadiri dijual hidup dirantauan demi sesuap nasi ketimbangkerja mencari rejeki yang halal.

  12. abdul rachman (yanto) pallangga said

    saya setuju bila itu pengertian siri karena ada sebagian masyarakat di daerah gowa ada istilah tunipakasiri dan tumampakasiri akibatnya menjadi pembunuhan yang di sahkan, karena itu perlu di beri pemahaman lagi apa siri itu sebenarnya agar dapat di pahami oleh masyarakat suku makassar utamanya

Tinggalkan komentar